Sahabat tertarik budidaya belut kolam terpal? Jika iya, yuk pelajari disini. Terpal banyak dilakukan untuk budidaya ikan lele, gurame termasuk belut. Tak heran, jika banyak yang melakukan budidaya belut dengan kolam terpal. Selain lebih mudah, Sahabat jadi lebih hemat dan yang pasti menguntungkan. Untuk lebih lengkapnya, yuk simak panduan budidaya belut dengan kolam terpal dibawah ini.
Baca Juga :
Budidaya Belut Kolam Terpal
Pada dasarnya, prinsip kolam terpal yang dilakukan di atas tanah sama seperti kolam di dalam tanah. Namun, perbedaannya hanya terletak pada kolam plastik yang tidak perlu lagi membuat libang di tanah. Akan tetapi, tetap harus memasang pagar dari kayu atau bambunya ya.
Sebagai peternak pemula yang baru saja belajar tentang cara budidaya ternak, pastinya membutuhkan banyak ilmu agar lebih siap dan terampil. Berikut adalah cara budidaya belut kolam terpal.
1. Mempersiapkan Kolam
Tahap yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat kolam. Namun karena panduan ini menggunakan terpal, maka bisa disesuaikan.
Setidaknya Sahabat harus membuat hingga lima kolam terpal. Tujuannya adalah untuk memisahkan belut sesuai ukurannya. Sebab, belut mempunyai sifat karnivora (pemakan hewan).
Pastinya Sahabat mulai bertanya-tanya, untuk apa aja sih digunakan kelima terpal tersebut? Berikut rincian lengkapnya:
- Kolam pemijahan, diisi 5 ekor indukan belut setiap m2.
- Kolam pendederan benih khusus bibit dengan ukuran 1–2 cm dan bisa diisi hingga 500 ekor setiap m2.
- Kolam belut remaja dengan ukuran 3–5 cm dan bisa diisi hingga 250 ekor setiap m2.
- Kolam belut remaja dengan ukuran 5–8 cm dan bisa diisi hingga 100 ekor setiap m2.
- Kolam belut dewasa dengan ukuran 15–20 cm dan bisa diisi hingga 50 ekor per m2.
Pemisahan belut tidak sesuai ukuran bisa membuatnya saling memangsa. Belut yang berukuran besar pasti memakan belut kecil sebab sifat karnivoranya. Selain itu, cara ini juga turut memudahkan Sahabat untuk memantau pertumbuhan belut.
Terdapat beberapa hal dalam pemilihan terpal yang tidak boleh dilewatkan. Dimana, harus memastikan bahwa ketebalan terpalnya sangat memadai digunakan sebagai kolam penampung air. Begitu pun dengan lapisan karet terpal agar tidak mudah bocor.
2. Memilih Bibit Belut
Untuk memilih bibit belut yang unggul dan berkualitas, Sahabat bisa memperhatikan beberapa poin berikut ini.
- Pertama, memilih bibit yang mulus. Setidaknya bibit tidak sedang dalam kondisi tergores, terluka, ataupun terkena penyakit menular.
- Kedua, bibit harus dalam keadaan sehat. Ini bisa dilihat dari keaktifan bibit dalam bergerak yang aktif dan sangat gesit. Jadi, saat Sahabat memegangnya bibit tidak lunglai apalagi lemas.
- Ketiga, setidaknya ukuran bibit harus seragam. Tujuannya untuk mengukur serta menimbang jumlah pakan yang akan diberikan. Ukuran yang seragam juga memungkinkan jumlah pakan yang dikonsumsi dalam jumlah sama.
3. Persiapan Kolam
Untuk mempersiapkan kolam, Sahabat harus membaca trik dan tipsnya. Dikarenakan setiap lapisan diisi berbeda. Berikut urutan lapisan kolamnya:
- Lapisan pertama, jerami dengan ketebalannya sekitar 10 cm.
- Lapisan kedua, pupuk urea atau NPk seperlunya saja.
- Lapisan ketiga, lumpur sawah dengan ketebalannya sekitar 5 cm.
- Lapisan keempat, pupuk kandang dengan ketebalannya sekitar 5 cm.
- Lapisan kelima, lumpur sawah dengan ketebalannya sekitar 5 cm.
- Lapisan keenam, hasil cincangan batang pohon pisang dengan ketebalannya sekitar 10 cm.
- Lapisan ketujuh, lumpur sawah dengan ketebalannya sekitar 15 cm.
Apabila ketujuh lapisan telah dimasukkan secara lengkap, maka barulah Sahabat bisa mengisi kolamnya dengan air. Isilah hingga ketinggian 30–50 cm dari permukaan lapisan terakhirnya. Setelah itu, diamkan kolam hingga 1–2 minggu saja agar memulai proses fermentasi. Jika sudah, Sahabat bisa memasukkan bibit ke dalam kolam.
4. Pemberian Pakan
Setiap ternak memiliki pakannya tersendiri. Pakan dari hewan ternak yang satu belum tentu cocok dengan hewan ternak lainnya begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, Sahabat harus cari tahu apa pakan yang paling direkomendasikan untuk belut.
Pakan berkualitas dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan belut. Direkomendasikan pakan seperti ikan kecil, cacing tanah, bekicot, dan keong. Namun, jika sulit menemukannya, Sahabat juga bisa memberikan pakan olahan seperti pelet.
Pemberian pakan harus dilakukan secara berkala sampai masa panennya tiba. Dengan demikian, Sahabat bisa mendapatkan belut dewasa berkualitas dengan minim penyakit.
Ada plus minus memilih kolam terpal saat budidaya belut ini. Salah satu kelebihannya adalah menguntungkan peternak yang tidak mempunyai lahan cukup luas sehingga memilih lahan kecil untuk menghemat pengeluaran.
Selain itu, kolam terpal juga sifatnya lebih fleksibel untuk dibongkar dan dipindahkan. Tentu saja, hal ini sangat ekonomis saat ingin membangun budidaya belut oleh pemula.
Kesimpulan
Jadi, itulah penjelasan singkat tentang budidaya belut kolam terpal yang bisa dicoba di rumah. Pastikan untuk melirik pengalaman dari peternak belut sebelumnya terkait kesalahan yang seringkali ditemui. Sehingga Sahabat bisa lebih siap menghadapinya.