Ingin memelihara kelinci untuk diternak? Boleh saja, asal sudah tahu jenis kelinci pedaging terbaik yang nanti bisa dijadikan ternak. Memelihara kelinci pedaging bisa disebut sebagai bisnis, namun di sini tidak semua jenis kelinci adalah pedaging karena ada juga yang kelinci hias. 

Agar tidak sampai salah memilih jenis kelinci yang akan diternak, mari simak ulasan singkat jenis kelinci pedaging terbaik di sini. Dimana kelinci pedaging ini adalah jenis kelinci yang nanti bisa dimakan atau dikonsumsi. 

Baca Juga:

5 Jenis Kelinci Pedaging Unggulan 

Kelinci pedaging biasanya mempunyai tubuh yang lebih besar dan gempal dibandingkan kelinci hias. Oleh karena bentuk tubuhnya yang montok itulah akhirnya kelinci tersebut dimakan dagingnya. 

Jenis kelinci pedaging tidak sebanyak kelinci peliharaan. Selain badannya yang biasanya lebih bongsor, kelinci pedaging juga biasanya terlihat lebih pendek dari kelinci hias. Corak dan warna bulunya tidak semenarik kelinci peliharaan karena terlihat polos dan tidak terlalu mencolok. Inilah beberapa jenis kelinci pedaging yang cocok untuk diternak: 

1. Kelinci New Zealand

Kelinci New Zealand merupakan jenis kelinci ternak yang terbaik dan banyak dicari di Indonesia
sumber gambar: Gojackrabbitgo.com

Jenis yang pertama ada kelinci New Zealand. Ini merupakan jenis kelinci ternak yang terbaik dan banyak dicari di Indonesia. Kelinci ini sudah banyak dibudidayakan karena memang termasuk jenis yang unggul dan cocok diternak.

Asal dari kelinci jenis ini yaitu Amerika yang merupakan hasil persilangan kelinci Flemish Giant dengan Belgian Hare. Tak heran jika badannya sangat besar dan gempal. Kelinci New Zealand menjadi jenis pedaging nomor satu karena mudah untuk dirawat dan memiliki daging yang banyak. 

Selain itu, di Indonesia budidaya kelinci New Zealand ini juga lebih mudah karena memang cocok di lingkungan tropis. Bobot rata-rata dari kelinci ini mencapai 6 kg per ekor. Ciri khasnya ada pada kepala yang besar dan agak bundar. 

Telinga kelinci New Zealand terlihat tebal dengan ujung yang membulat sedikit serta selalu bersih. Selain itu ada tonjolan di bagian dada yang keluar karena perawakannya yang cukup besar. Bulunya ada yang warna putih, hitam, dan abu-abu polos tanpa corak.

2. Kelinci Rambon

Kelinci Rambon merupakan hasil persilangan kelinci lokal dengan impor
sumber gambar: Akhiryangbaik.blogspot.com

Jenis berikutnya ada kelinci rambon yang merupakan hasil persilangan kelinci lokal dengan impor. Kelinci ini mirip dengan jenis yang sebelumnya, namun ukurannya lebih kecil dengan bobot rata-rata 3,5 kg. 

Kelinci pedaging ini ketika sudah berumur 6 bulan ke atas sudah bisa dikawinkan. Dalam satu tahun bisa berkembang biak hingga empat kali. Setiap melahirkan kelinci ini menghasilkan setidaknya 6 ekor bayi kelinci paling sedikit.

Kelinci ini ukurannya lebih besar dibandingkan kelinci lokal. Bentuk tubuhnya panjang dan besar membuatnya jadi kelinci pedaging. Jenis inipun terkenal menjadi kelinci yang tingkat produktivitasnya tinggi.

3. Kelinci Flemish Giant

Kelinci Flemish Giant adalah jenis kelinci pedaging terbaik yang datangnya dari Eropa
sumber gambar: Jfrabbits.blogspot.com

Berikutnya ada jenis kelinci pedaging terbaik yang datangnya dari Eropa. Meski demikian Flemish Giant ini sudah banyak diternak dan dikembangbiakkan di Indonesia. Kelinci ini menjadi favorit banyak peternak karena tubuhnya yang berukuran cukup besar. Bahkan banyak yang bilang kalau jenis kelinci ini besarnya bisa melebihi ukuran kucing normal.

Jenis kelinci ini meski berbadan besar dan cocok dijadikan sebagai kelinci pedaging, tetap ada juga yang menjadikannya sebagai kelinci hias. Jika biasanya kelinci pedaging tidak memiliki corak pada bulunya, tidak untuk jenis Flemish Giant. Bulu kelinci ini tabal dan bercorak. Selain itu ini termasuk kelinci yang jinak sehingga banyak yang menjadikannya kelinci hias.

Ukuran Flemish Giant dewasa jika diukur bisa mencapai 50 cm dengan berat yang bisa mencapai angka 12 kg. Bentuk kepalanya agak lebar dengan telinga tegak sepanjang 15 cm. Bulunya ada yang hitam, putih, abu-abu, dan coklat. Dengan ukuran tubuh dan bobot yang cukup menakjubkan, tak heran jika kelinci ini jadi favorit pada peternak kelinci pedaging.

4. Kelinci Rex

Kelinci Rex adalah hasil persilangan dari kelinci liar dengan kelinci hias khas Perancis
sumber gambar: En.wikipedia.org

Selanjutnya ada kelinci Rex yang berasal dari peternakan Perancis. Jenis kelinci ini hasil persilangan dari kelinci liar dengan kelinci hias khas Perancis. Kelinci Rex ini mulai populer di peternak Indonesia pada tahun 2000an. Meski bulunya tidak terlalu tebal namun kelinci ini banyak yang dijadikan hewan peliharaan di rumah. 

Jenis kelinci ini cukup unik karena mudah merasa stress ketika dimandikan. Untuk mengatasinya cukup bilas saja dengan basah untuk mengangkat kotoran yang menempel pada bulunya. Selain itu, kelinci ini memiliki kepala yang lebih besar dibanding kelinci lain. 

Meski banyak dijadikan hewan peliharaan nyatanya kelinci Rex ini adalah kelinci pedaging. Namun dengan ragam warna bulu yang menarik, mulai dari coklat kemerahan, abau-abu, putih, serta kombinasi dari ketiganya.

5. Kelinci Lokal/Jawa

Kelinci Lokal/Jawa mudah sekali didapatkan terutama di daerah pulau Jawa dan mudah diternakkan
sumber gambar: Dailysuka.com

Jenis kelinci yang direkomendasikan untuk ternak adalah kelinci lokal atau kelinci Jawa. Jenis ini mudah sekali didapatkan terutama di daerah pulau Jawa dan dataran tinggi yang berbatu. Selain itu kelinci ini sangat mudah untuk dibudidayakan. 

Dalam satu tahun bisa melahirkan hingga 7 kali. Setiap melahirkan bisa menghasilan 7 hingga 8 ekor bayi kelinci. Tubuh kelinci Jawa cukup besar meski tidak sebesar jenis yang lain. Namun dagingnya cukup tebal sehingga cocok dijadikan kelinci pedaging. 

Kesimpulan 

Pada dasarnya, ada banyak sekali jenis kelinci pedaging yang bisa dipilih untuk diternakkan. Mengetahui berbagai jenisnya sangat penting agar kelinci yang sahabat ternakkan memang merupakan jenis yang unggul. Jadi, pastikan sebelum melakukan ternak sahabat sudah mengetahui jenis apa yang ingin dipilih ya! 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

close