Salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi di Indonesia adalah ikan patin. Tidak heran jika kemudian budidaya ikan patin banyak dilakukan di Indonesia. Pada dasarnya, patin merupakan sejenis ikan yang mirip dengan ikan lele. Keduanya memiliki kumis dan daging yang bertekstur lembut dan ringan serta tidak terlalu hambar. 

Ikan patin juga terkenal dengan harganya yang terjangkau dan punya gizi baik untuk kesehatan. Kandungan gizi pada ikan patin diantaranya asam amino, leusin, glisin, histidine, isoleusin, treonin, serin, dan prolin yang tinggi. Ikan Patin jenis siam merupakan yang mempunyai kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan jenis ikan patin lainnya.

Mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan nilai gizi ikan patin menjadi salah satu ikan yang umum dicari dan dibudidayakan. Salah satu jenis produk ikan unggulan yang menguntungkan. Nah bagi sahabat yang baru akan membudidayakan ikan ini, yuk simak cara-cara budidaya ikan patin.

Baca Juga:

Jenis-Jenis Ikan Patin

Sebelum mengetahui tentang cara-cara budidaya ikan patin. Sebaiknya, mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenisnya karena masing-masing jenis ikan patin memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah beberapa jenis ikan patin tersebut: 

1. Ikan Patin Pasupati

Ikan patin pasupati adalah hasil persilangan dari patin siam betina dengan patin jambal
sumber gambar: Lokalsupportlokal.id

Ikan patin jenis ini adalah hasil persilangan dari patin siam betina dengan patin jambal. Persilangan ini dilakukan dengan tujuan supaya terlahir ikan patin yang memiliki daging berwarna putih. Bobot ikan patin jenis ini sama dengan ikan patin jambal dan memiliki produktivitas telur yang tinggi dengan jumlah telur 100.000 per kgnya. 

Salah satu komoditi ekspor, hal ini karena banyaknya permintaan ikan patin berdaging putih di luar negeri. Akan tetapi, ikan patin ini memiliki sifat yang kurang baik yang dibawa oleh indukannya yaitu patin jambal dan patin siam. Ikan patin jenis pasupati ini tidak bisa bertahan pada kondisi perairan yang kurang baik, larva ikan ini juga bersifat kanibal.

2. Pangasius Sutchi (Pangasius Djambal)

Pangasius Djambal adalah produk unggulan yang berasal dari sungai Batanghari, Provinsi Jambi, Indonesia
sumber gambar: Dunia-perairan.com

Jenis Ikan Patin ini merupakan produk unggulan yang berasal dari sungai Batanghari, Provinsi Jambi, Indonesia. Ikan ini mempunyai potensi yang bisa dijadikan komoditas ekspor, karena jenis ikan ini dagingnya berwarna putih serta terlihat hampir sama dengan pangasius bocourti.

Ikan Patin Pangasius Djambal ini memiliki harga yang ekonomis dan cukup tinggi sehingga mendapatkan banyak perhatian serta banyak diminati oleh pembudidaya ikan. Ukuran kepala ikan ini cukup panjang serta melebar ke arah punggung. 

Matanya berukuran sedang, mulutnya subterminal yang kecil dan melebar ke arah samping. Giginya cukup panjang dan memiliki sungut yang memanjang hingga ke belakang tubuh ikan. Warnanya abu-abu sedikit hitam, namun pada bagian perut berwarna pucat dengan sirip yang transparan. 

Cara Budidaya Ikan Patin Untuk Pemula

Jika sahabat tertarik untuk membudidayakan ikan ini, inilah beberapa cara budidaya ikan patin yang bisa diikuti: 

1. Pembuatan Kolam 

langkah pertama yang harus disiapkan dalam budidaya ikan patin adalah pembuatan kolam
sumber gambar: Gdm.id

Ada beberapa jenis kolam yang bisa digunakan diantaranya, kolam terpal, kolam tanah, dan kolam apung. Kolam tanah direkomendasikan menggunakan tanah yang tidak berporos. Jenis tanah yang digunakan sebaiknya bisa menahan massa air sehingga tidak akan mudah bocor.

Jika sahabat ingin menggunakan kolam terpal maka pastikan sistem saluran air, PH, serta kualitas airnya agar bisa berjalan dengan lancar. Selain itu dengan kolam terpal ikan patin akan lebih disukai oleh konsumen karena tidak berbau lumpur. Jika kolam apung, maka patikan memasangnya di daerah yang arus airnya lemah. Sehingga konstruksinya juga tepat maka tidak rusak akibat arus deras.

Pemilihan jenis kolam sesuaikan dengan budget dan lokasinya. Pembuatan kolam merupakan hal yang penting karena kolam yang buruk bisa menjadi tempat bersarangnya bagi penyakit ikan. 

2. Pemilihan Bibit Ikan Patin

langkah selanjutnya adalah memilih bibit ikan patin
sumber gambar: Gdm.id

Pilihlah bibit dengan kualitas yang baik, berikut ciri-cirinya :

  • Bergerak lincah
  • Warna tubuh cerah
  • Ukuran kepala dan badan seimbang
  • Bibitnya berasal dari indukan yang berkualitas 

3. Mengisi Air dengan Kualitas Baik

Sahabat perlu melakukan kontrol pada kualitas air, supaya ikan patin nyaman dan tidak mudah sakit
sumber gambar: Pertanianku.com

Sahabat perlu melakukan kontrol pada kualitas air, supaya ikan patin nyaman dan tidak mudah sakit. Bisa juga menambahkan emolin atau blitzich kedalam kolam supaya menghambat pertumbuhan jamur, serta pastikan suhu air berkisar 26-28 derajat celcius dengan pH air untuk ikan patin yang baik adalah 6,5 hingga 7 tidak terlalu asam serta tidak terlalu basa.

4. Penyebaran Benih

langkah selanjutnya adalah penyebaran benih
sumber gambar: Maulafarm.com

Kolam dengan ukuran 1 m sahabat bisa menyebarkan benih sebanyak 20 sampai 30 ekor saja.  Jangan terlalu banyak yang bisa menjadikan kolam terlalu padat dan menghambat pertumbuhan ikan. Selain itu pastikan kolam memiliki kedalaman 50 cm. 

Masukkan plastik yang berisi benih ikan ke dalam kolam selama 20 menit hal ini bertujuan untuk menyesuaikan suhu. Bisa dilakukan pada pagi atau sore hari, ketika suhu air tidak terlalu panas serta sesuaikan dengan kepadatan benih dengan ukuran kolam.

5. Pemberian Pakan

Berikan pakan yang bernutrisi supaya meningkatkan kualitas dan kecepatan pertumbuhan ikan patin
sumber gambar; Republika.co.id

Berikan pakan yang bernutrisi supaya meningkatkan kualitas dan kecepatan pertumbuhan ikan patin, sahabat bisa menggunakan pakan alami maupun pakan buatan. Dosis serta frekuensi pakan yang diberikan juga berpengaruh pada perkembangan ikan patin. Jika terlalu banyak pakan yang diberikan bisa menyebabkan endapan pakan sehingga kolam menjadi kotor.

6. Perawatan Ikan Patin

Perawatan Ikan Patin juga perlu dilakukan agar ikan senantiasa sehat dan mendapatkan panen berkualitas
sumber gambar: Mediatani.co

Perawatan perlu dilakukan dengan rajin hingga hari panen tiba. Selama masa perkembangan ikan dari bibit hingga panen sahabat seharusnya melakukan pergantian air selama 2 hingga 3 kali dalam seminggu. Selain mengganti air juga perlu memperhatikan ikan apabila terjadi penyakit atau hama. Sahabat perlu mengetahui gejala awal ketika ikan terkena penyakit dengan tujuan tidak terjadi penyebaran.

7. Proses Panen

Ikan Patin yang dibudidayakan bisa sahabat panen setelah 5 sampai 6 bulan setelah penyebaran benih
sumber gambar: Bppisukamandi.kkp.go.id

Ikan Patin yang dibudidayakan bisa sahabat panen setelah 5 sampai 6 bulan setelah penyebaran benih. Selama proses panen hendaknya dilakukan dengan hati-hati dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya, memanen dengan jaring, memanen di pagi atau sore hari, memuaskan ikan patin sebelum masa panen, masukkan ikan hasil panen pada air bersih dengan temperatur air 20 derajat celcius. 

Kesimpulan 

Nah, sahabat itu tadi adalah cara budidaya ikan patin yang bisa diikuti. Ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan. Mulai dari pembuatan kolam hingga pada proses panen semuanya harus dilakukan dengan hati-hati dan telaten. Dengan cara budidaya yang tepat, hasil panen pun bisa maksimal. 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

close