Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk budidaya ikan lele, salah satunya budidaya ikan lele bioflok. Informasi mengenai budidaya lele bioflok masih banyak yang belum mengetahuinya padahal hasil panen ikan lele yang menggunakan metode ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional.
Budidaya ikan lele dengan metode ini mengandalkan pertumbuhan mikroorganisme untuk mengelola limbah sehingga limbah tersebut akan berubah menjadi gumpalan terkecil atau floc/flok. Nantinya flok akan digunakan sebagai pakan alami ikan lele.
Modal yang dibutuhkan untuk menggunakan metode ini cukup besar tetapi sebanding dengan hasil panen yang didapatkan. Sebagai pemula yang tertarik untuk menggunakan metode bioflok dalam budidaya ikan lele, Sahabat harus tahu bagaimana cara untuk menerapkannya.
Baca Juga :
- Apa yang Dimaksud dengan Stripping dalam Budidaya Ikan Lele?
- Cara Budidaya Ikan Lele untuk Pemula di Kolam Terpal
Apa Itu Sistem Bioflok?
Budidaya lele bioflok adalah budidaya ikan lele yang menggunakan metode pengubahan senyawa organik dan juga anorganik yang mengandung oksigen, karbon, nitrogen dan hidrogen menjadi slude dengan cara mengandalkan pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri pembentuk gumpalan (flok) yang bisa mengkonversi biopolymer menjadi bioflok.
Bioflok sendiri bisa berbentuk campuran heterogen dari mikroba, seperti plankton, protozoa dan juga fungi. Bioflok juga bisa dibentuk dalam bentuk polimer organik, koloid, partikel dan kaiton yang berinteraksi di dalam air. Sistem budidaya bioflok ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju, seperti Australia, Jepang dan sebagainya.
Keunggulan Budidaya Lele Bioflok
Berikut adalah beberapa keunggulan dari budidaya ikan lele dengan sistem bioflok:
- pH air menjadi lebih stabil.
- kualitas air dalam kolam lebih terjaga.
- limbah di dalam kolam menjadi sangat sedikit dan lebih ramah lingkungan.
- kadar amonia dalam kolam bisa ditekan.
- kotoran air akan dikonversi menjadi bakteri dan akan digunakan sebagai pakan alami lele.
- tidak perlu terlalu sering mengganti air kolam. Terlalu sering mengganti air kolam akan merusak biosekurit kolam.
- Akan lebih hemat lahan budidaya.
- Budidaya ikan lele bisa dilakukan tanpa cahaya matahari.
- Padat tebar bisa mencapai 3.000 ekor per m3.
Cara Budidaya Lele dengan Sistem Bioflok yang Mudah
Setelah mengetahui pengertian dan keunggulan sistem budidaya ikan lele bioflok, selanjutnya Sahabat harus tahu cara untuk menerapkannya. Berikut langkah-langkahnya:
1. Membuat Kolam untuk Budidaya Ikan Lele Bioflok
Cara yang pertama yaitu membuat kolam untuk budidaya ikan. Supaya pembuatan kolam menjadi lebih hemat, gunakan terpal dengan rangka kolam berupa besi atau bambu. Ukuran kolam yang dibuat bisa disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Namun, disarankan untuk membuat kolam ikan yang berukuran besar.
Kolam ikan lele dengan luas 1 m3 dalam sistem bioflok bisa menampung ikan lele sebanyak 1000 ekor. Sedangkan kolam berukuran 1 m3 dalam sistem budidaya konvensional hanya bisa menampung 100 ekor ikan saja. Kolam ikan yang dibuat perlu diberi naungan atau atap agar tidak terkena sinar matahari langsung maupun air hujan. Setelah itu, jangan lupa untuk menyiapkan aerator dalam kolam.
2. Siapkan Air Pembesaran Ikan Lele
Setelah kolam untuk budidaya ikan lele sudah jadi, selanjutnya Sahabat peru menyiapkan air untuk pembesaran benih ikan. Pada hari pertama budidaya, kolam bisa diisi dengan air setinggi 80-100 cm. Hari kedua masukkan probiotik atau bakteri pathogen sebanyak 5 ml/m3. Probiotik bisa dibeli di toko, contoh probiotik yang bisa dibeli adalah POC BMW.
Pada hari ketiga, masukkan prebiotik (pakan bakteri) berupa tetes tebu (molase) sebanyak 250 ml/m3 dan pada malam harinya bisa diberikan dolomite sebanyak 150-200 gram/m3 (diambil airnya saja). Setelah itu, biarkan air dalam kolam tersebut selama 4 hingga 10 hari supaya mikroorganisme bisa tumbuh dengan baik.
3. Penebaran Benih Ikan Lele
Pastikan benih ikan lele yang digunakan merupakan benih yang berkualitas, unggul dan juga sehat. Benih ikan lele yang sehat biasanya akan terlihat memiliki gerakan yang aktif, ukuran dan warnanya seragam, serta memiliki organ tubuh yang lengkap. Selain itu, benih jug memiliki bentuk yang proporsional dengan ukuran sekitar 4-7 cm.
Setelah penebaran benih ikan lele selesai dilakukan, jangan lupa untuk menambahkan probiotik sebanyak 5 ml/m3 ke esok harinya.
4. Perawatan Ikan Lele
Setiap 10 hari sekali, Sahabat barus melakukan pemberian probiotik sebanyak 5 ml/m3, ragi tape 2 butir/m3, ragi tempe 1 sdm/m3 dan pada malam harinya bisa diberikan dolomite sebanyak 200-300 gram/m3 (ambil airnya saja).
Setela benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih, setiap 10 hari sekali harus diberikan probiotik sebanyak 5 ml/m3, ragi tabe 6-8 butir/m3, ragi tempe sebanyak 2-3 sdm/m3 dan pada malam harinya bisa diberikan dolomite sebanyak 200-300 gram/m3 (ambil airnya saja). Perlu diketahui jika pemberian ragi tape dan ragi tempe harus terlebih. dahulu dilarutkan dalam air.
5. Pemberian Pakan Ikan Lele
Ikan lele harus diberikan pakan yang berkualitas agar produksinya lebih maksimal. Ukuran pakan yang diberikan disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan. Pakan bisa diberikan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari dengan dosis pakan sebanyak 80% dari daya kenyang.
Satu minggu sekali ikan tidak usah diberi pakan atau dipuasakan. Sebelum ikan dberi pakan sebaiknya pakan difermentasikan terlebih dahulu dengan probiotik. Setelah terbentuk flok maka pemberian pakan bisa dikurangi sebanyak 30%.
Kesimpulan
Nah itulah informasi tentang budidaya lele bioflok yang mudah untuk pemula. Sahabat bisa mulai menerapkan cara budidaya diatas. Jangan lupa untuk menerapkana cara-cara diatas dengan benar agar hasil panen ikan lebih maksimal.