7 Jenis Ular Sawah dan Karakteristiknya, Tidak Semua Berbisa

Di daerah persawahan ada banyak flora dan fauna yang hidup di dalamnya, salah satunya yaitu ular. Ular yang hidup di ekosistem persawahan ini juga sering disebut dengan ular sawah. Ular masuk ke dalam ekosistem tersebut untuk berburu atau mencari makanan.

Ada banyak sumber makanan yang disukai, diantaranya yaitu ada tikus, kodok, kadal dan lain sebagainya. Ciri fisik untuk jenis ular ini berbeda-beda mengingat ada banyak jenisnya. Tidak semua jenis ular ini berbisa, walaupun demikian keberadaan dari ular ini tetap harus diwaspadai.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui karakteristik dari jenis-jenis ular yang hidup di sawah. Sehingga bisa menambah pengetahuan dan tahu bagaimana cara yang harus dilakukan jika berhadapan dengan ular yang berbisa atau tidak.

Jenis-Jenis Ular Sawah

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa jenis ular yang hidup di sawah ada banyak macamnya, berikut merupakan jenis ular-ular yang bisa ditemui di areal persawahan beserta karakteristiknya.

1. Ular sendok jawa

Ular sendok jawa

Jenis ular pertama yang bisa ditemui di ekosistem persawahan yaitu ada ular sendok jawa. Jenis ular ini tersebar di Pulau Jawa, Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Ular yang memiliki nama latin Naja sputatrix bisa tumbuh hingga mencapai panjang 1,5 meter.

Ular ini berkeliaran di sawah untuk berburu makanan berupa katak maupun binatang kecil lainnya. Ciri khas ular ini yaitu mempunyai hood yang akan mengembang pada saat merasa terancam, tujuannya yaitu untuk menakuti mangsa.

Tubuh ular ini memiliki warna yang bermacam-macam, ada yang kuning, cokelat hingga berwarna kehitaman. Tidak hanya di daerah persawahan, ular ini juga bisa ditemukan pada hutan basah dan hutan tropis.

Berhati-hatilah ketika bertemu dengan ular ini, karena pada saat kondisinya merasa terancam ular ini bisa dengan mudah mengeluarkan bisanya.

2. Ular jali

Ular jali

Selanjutnya jenis ular sawah adalah ular jali atau yang memiliki nama latin Ptyas korros. Ular ini juga sering disebut dengan ular tikus atau ular koros. Sebaran dari ular ini juga sangat luas yang meliputi wilayah Pulau Jawa, Bali, Sumatra hingga Kalimantan.

Ular jali ini bisa mencapai panjang 2,5 meter. Sesuai dengan namanya ular ini merupakan pemangsa tikus dan juga beberapa hewan kecil lainnya seperti burung, katak atau ular yang ukurannya lebih kecil.

Hal inilah yang menjadikan ular ini mempunyai kontribusi besar di dalam ekosistem persawahan, karena bisa membantu petani untuk mengontrol populasi tikus.

Ciri fisik dari ular ini yaitu memiliki warna kulit perak, coklat dan abu-abu. Ular ini juga mempunyai mata yang besar dan bulat. Tidak hanya ditemukan pada areal persawahan, ular ini juga sering ditemui pada tempat-tempat yang banyak populasi tikusnya seperti di daerah pemukiman.

Jenis ular jali ini bukan termasuk ular yang berbisa, jadi aman dan tidak membahayakan manusia. Walaupun demikian, ular ini cukup agresif jadi harus tetap waspada. Pasalnya jika dirinya merasa terancam atau terganggu, ular ini bisa menggigit.

Baca Juga: Hasilkan Puluhan Juta dari Ternak Ular Piton

3. Ular welang

"</a

Ular weling merupakan salah satu jenis ular yang banyak ditemui di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Nah, ular yang memiliki nama latin Bungarus candiqus ini mempunyai bentuk tubuh moderat, berwarna belang hitam putih, serta panjangnya bisa mencapai 1,5 meter.

Ular sawah belang ini aktif dimalam hari untuk mencari mangsa. Hal yang penting diketahui yaitu ular ini tergolong jenis yang berbisa, jadi berhati-hatilah jika bertemu dengan ular ini.

4. Ular sanca kembang

Ular sanca kembang

Ular sanca kembang juga termasuk ke dalam ular yang hidup di areal persawahan dari jenis Phyton. Ciri fisik dari ular ini yaitu memiliki sisik yang membentuk motif atau pola yang unik dan mencolok.

Warna tubuh ular ini yaitu hitam dengan kombinasi warna coklat gelap atau abu-abu berupa bercak dengan ukuran yang kecil. Ular ini bisa tumbuh sangat panjang yaitu bisa mencapai 10 meter.

Jenis ular ini tidak berbisa, namun bisa menyerang dengan cara melilit. Lilitan ular sanca kembang sangat berbahaya bahkan bisa melumpuhkan mangsanya dalam sekejap saja.

Kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh ular ini sangat tinggi, sehingga bisa hidup di berbagai jenis lingkungan, seperti di alam liar ataupun di pemukiman.

Karena ukurannya yang besar, ular sanca kembang bisa memangsa hewan-hewan dengan ukuran yang besar, seperti rusa, babi dan hewan lainnya. Namun jika ular ini hidup di pemukiman, mungkin mangsa yang dicarinya bisa berupa tikus, ayam maupun hewan peliharaan yang lainnya.

5. Ular tampar

Ular tampar

Jenis ular sawah kecil yaitu ada ular tampar atau Dendrelaphis pictus. Spesies ular yang satu ini memiliki tubuh yang ramping dan kecil. Ular ini aktif di siang hari untuk mencari mangsanya yang berupa hewan-hewan kecil seperti cicak, katak kecil.  Tokek dan jenis kadal yang lainnya.

Walaupun banyak ditemui di tempat yang terbuka seperti di sawah atau kebun, ular ini cenderung tidak berbahaya karena tidak memiliki bisa. Namun harus tetap hati-hati dan waspada karena taring dari ular ini cukup tajam dan bisa melukai tubuh.

6. Ular sapi

Ular sapi

Ular sapi merupakan spesies ular yang umum ditemui di daerah tropis seperti di India dan Indonesia. Habitat ular ini yaitu hidup di ladang yang terbuka seperti di daerah persawahan, perkebunan hingga pemukiman.

Di Indonesia sendiri, ular ini tersebar di berbagai daerah seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra dan Bangka. Bentuk ular sawah ini yaitu agak pipih, berwarna coklat muda atau tembaga dengan corak berwarna hitam memanjang mengikuti bentuk tubuhnya.

Ular ini harus diwaspadai karena termasuk ke dalam jenis yang cukup agresif. Pada saat berhadapan dengan mangsanya atau merasa terancam, ular ini akan mengembangkan kepalanya.

Walaupun ular ini tidak berbisa, namun air liurnya banyak mengandung bakteri yang berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi jika terkena gigitannya. Ular ini biasanya memangsa tikus, burung, kadal, tupai, kelelawar hingga ular kecil lainnya.

7. Ular tanah

Ular tanah

Jenis ular terakhir yaitu ular tanah atau Calloselasma rhodostoma. Ular tanah ini sering ditemui pada lahan-lahan pertanian yang lembab dan kurang terawat, atau terkadang juga sering terlihat di daerah pemukiman.

Ular ini banyak tersebar di Pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat. Bentuk badan dari ular ini dari segi ukuran tidak terlalu besar dan panjang, karena ukurannya tidak mencapai 1 meter. Ciri khas ular ini yaitu sisiknya membentuk pola segitiga berwarna coklat.

Apabila bertemu dengan ular ini harus waspada, karena tergolong ke dalam ular yang beracun. Gigitan ular ini bisa menyebabkan terjadinya nekrosis pada jaringan, sehingga timbul pembengkakan pada tubuh.

Hewan reptil ini cenderung diam sambil menunggu mangsanya dengan cara berkamuflase dengan lingkungan disekitarnya, karena memiliki sisik berwarna coklat seperti warna tanah.

Kesimpulan

Ular sawah adalah ular yang habitatnya di areal persawahan, namun ular ini juga bisa berpindah-pindah mengikuti sumber makanan yang ada. Ular ini memiliki banyak jenisnya, mulai dari yang berbisa dan yang tidak, seperti ular jali, sendok jawa, welang, sanca kembang dan yang lainnya.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Air Tawar dengan Ember Bekas

Sharing Is Caring: