Di dunia ini ternyata ada beberapa jenis cacing, salah satunya adalah cacing darah. Jenis cacing ini diberi nama cacing darah bukan karena berasal dari darah, tetapi memiliki tampilan berwarna merah seperti warna darah. Budidaya cacing tanah juga cukup mudah Sahabat temui.
Cacing darah bisa ditemukan dengan mudah di sekitar rumah. Biasanya cacing ini ditemukan di sawah, sungai dan selokan. Cacing jenis ini seringkali digunakan untuk pakan ikan karena memiliki kandungan nutrisi berupa protein yang cukup tinggi. Mengingat banyak yang membudidayakan ikan, maka cacing tanah banyak dicari.
Peminat cacing darah yang cukup banyak membuat potensi untuk membudidayakannya cukup menjanjikan. Oleh karena itu, budidaya cacing darah merupakan usaha yang menguntungkan. Sebagai pemula di usaha ini perlu untuk mengetahui bagaimana cara membudidayakannya dengan benar dan tepat. Daripada berlama-lama, langsung saja simak cara budidaya cacing darah yang menguntungkan bagi pemula.
Apa Itu Cacing Darah?
Cacing darah atau blood worm adalah jenis cacing yang berasal dari larva nyamuk Chironomus. Yang mana jenis nyamuk ini hanya bisa menghisap nektar bunga saja. Cacing ini diberi nama cacing darah karena memiliki tampilan berwarna merah pekat seperti halnya darah.
Larva nyamuk Chironomus memiliki masa hidup antara 1 sampai 2 minggu saja, sebelum akhirnya berubah menjadi pupa. Pada fase pupa inilah, bloodworm sudah bisa dipanen. Cacing darah biasanya ditemukan di tempat-tempat basa seperti sungai, sawah dan selokan.
Jenis cacing ini biasanya digunakan sebagai pakan ikan. Kebutuhan akan cacing darah untuk pakan ikan yang cukup banyak membuat budidaya ikan darah menjadi usaha yang cukup menjanjikan dan menguntungkan. Supaya untung berarti harus tahu cara membudidayakannya dengan benar.
Kandungan dan Manfaat Cacing Darah
Cacing darah banyak digunakan sebagai pakan ikan karena banyak kandungan nutrisi yang dimilikinya. Cacing darah sendiri terdiri dari 90% air dan sisanya 10% merupakan kandungan padat yang di klaim kaya akan protein.
Dilansir dari berbagai sumber, 10% bagian cacing darah, ada kurang lebih 62% berisi kandungan protein, 10% lemak dan sisanya adalah beragam kandungan yang lainnya. Lalu, apa manfaat dari cacing darah?
Cacing darah yang mengandung protein yang cukup tinggi bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ikan, terutama pakan ikan hias agar bisa membantunya untuk tumbuh secara optimal. Selain itu, ada banyak manfaat cacing darah sebagai pakan ikan, antara lain:
- Cacing darah mudah didapatkan di tempat-tempat sekitar rumah.
- Bisa diletakkan dan disimpan di dalam freezer agar bisa bertahan lama.
- Bisa dengan mudah ditemukan di berbagai kios ikan.
- Penyimpannya lebih mudah.
- Memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
- Lebih higienis sehingga potensi menularkan penyakit bawaan sangat rendah.
- Kotoran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan pakan alami lainnya.
Cacing darah tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan saja, tetapi bisa juga digunakan sebagai indikator pencemaran air. Semakin banyak cacing darah di suatu wilayah perairan, maka wilayah tersebut akan semakin steril. Ini dikarenakan cacing darah cukup rentan terhadap kualitas perairan dimana ia berada.
Cara Budidaya Cacing Darah untuk Pemula
Jika ingin budidaya cacing darah pun sebenarnya tidak terlalu sulit. Inilah langkah budidaya yang bisa Sahabat ikuti:
1. Pemilihan dan Karantina Bibit
Cara yang pertama yaitu pemilihan dan karantina bibit. Tahap ini tidak boleh disepelekan karena cukup penting untuk dilakukan. Dalam budidaya cacing ini harus memilih bibit yang berkualitas agar hasil panennya memuaskan. Dimana bibit bisa didapatkan di pasar ataupun toko ikan hias. Jika ingin lebih hemat bisa mencarinya di sekitar area persawahan, selokan atau rumah.
Ini beberapa ciri-ciri larva Chironomus yang berkualitas baik:
- Daya tahan hidupnya cukup tinggi.
- Memiliki pergerakan yang aktif dan maksimal.
- Memiliki bentuk yang hampir mirip dengan rambut kusu namun berwarna merah.
- Apabila disebar dalam perairan akan tenggelam ke bawah permukaan air.
Setelah menemukan bibit cacing yang berkualitas, selanjutnya harus mengkarantinanya untuk menghindari kontaminasi bakteri. Berikut beberapa cara karantina bibit cacing dara yang benar:
- Pisahkan cacing dari bagian arinya.
- Masukkan cacing ke dalam wadah lan yang sudah diisi dengan air bersih.
- Diamkan bibit cacing sekitar 2-3 hari.
- Selama proses karantina, pastikan untuk selalu mengalirkan air pada wadah dengan debit rendah.
- Apabila kondisi oksigen dalam wadah sangat rendah, bisa ditambahkan dengan aerator.
2. Pembuatan Media Perkembangbiakan
Pada saat bibit cacing darah masih dalam tahap karantina, sambil menunggunya bisa menyiapkan media untuk proses perkembangbiakannya. Ada dua jenis media yang bisa digunakan, yaitu lumpur dan air.
Media air menjadi jenis media yang paling banyak diminati. Alasannya karena pemeliharaannya jauh lebih mudah. Berikut langkah-langkah membuat media perkembangbiakan cacing darah:
- Pertama, siapkan wadah yang sesuai dengan jumlah bibit cacing yang dibudidayakan.
- Isi wadah tersebut dengan air bersih berkualitas baik.
- Kondisikan wadah agar air bisa terus mengalir selama proses perkembangbiakan. Ini bertujuan agar tidak perlu terus menerus mengganti air dalam wadah.
- Jika ingin budidaya cacing darah dalam skala besar, sebaiknya menggunakan wadah yang disusun rapi agar aliran air bisa berjalan lancar.
- Letakkan saluran air di bagian wadah.
3. Pemindahan Bibit Cacing Darah ke Dalam Media
Setelah media perkembangbiakan sudah siap digunakan, selanjutnya bisa memindahkannya ke media tersebut. Pemindahan bibit cacing ini harus dilakukan dengan hati-hati gar kualitas cacing tetap terjaga. Berikut cara memindahkannya:
- Siapkan sendok atau jaring kecil untuk memudahkan dalam pemindahan bibit.
- Lakukan pemindahan bibit dengan cepat, tepat tetapi juga hati-hati.
- Jangan pegang bibit secara langsung menggunakan tangan kerana bisa mempengaruhi temperatur tubuh cacing darah dan berisiko terkontaminasi bakteri atau virus.
4. Perawatan dan Pemeliharaan Cacing
Dalam tahap ini ada dua perawatan penting yang harus dilakukan, yaitu pengecekan kondisi air dan juga pemberian pakan:
a. Pengecekan Kondisi Air
Perlu diketahui jika larva Chironomus itu sangat sensitif terhadap kondisi air tempatnya hidup. Agar cacing darah tidak mati, kondisi air harus dipastikan tetap bersih. Oleh karena itu, perlu disiapkan wadah dengan air mengalir. Jangan lupa untuk melakukan pengecekan rutin apakah air bisa mengalir dengan lancar ataupun tidak.
b. Pemberian Pakan
Cacing darah yang dibudidayakan harus mendapatkan makanan dengan kualitas baik agar bisa tumbuh dengan optimal. Kriteria pakan yang baik untuk cacing ini yaitu harus memiliki tekstur lembek, lembut serta mudah dihancurkan. Jenis pakan yang sering digunakan dalam budidaya cacing darah adalah ampas tahu, tepung ikan dan pakan organik fermentasi.
Pemberian pakan harus dilakukan secara rutin hingga cacing berusia 10-12 haru dihitung dari tahap pembibitan. Apabila sudah melewati usia tersebut maka pakan bisa diganti dengan sayur-sayuran atau kotoran ayam fermentasi.
5. Pemanenan Cacing
Idealnya cacing darah bisa dipanen pada usia sekitar 70-75 hari setelah pemindahan bibit. Berikut langkah-langkah dalam memanennya:
- Siapkan kain berwarna gelap untuk menutupi seluruh bagian permukaan nampan.
- Apabila tidak memiliki kain gelap, simpan nampan di dalam ruangan gelap sekitar 5-6 jam.
- Setelah itu, pisahkan cacing darah dari nampan secara hati-hati dengan jaring halus atau jaring sendok.
- Simpan cacing yang dipanen di dalam wadah baru yang sudah diisi air bersih lalu tutup wadahnya dengan kain gelap.
Kesimpulan
Budidaya cacing darah sangat potensial dan menjanjikan sehingga bisa dijadikan pilihan usaha. Agar hasil budidaya bisa menguntungkan maka harus mengetahui cara budidayanya dengan benar. Jika tidak maka budidaya cacing ini tidak akan berhasil sehingga bukan untuk yang didapatkan justru mengalami kerugian. Pada dasarnya cara untuk membudidayakannya cukup mudah dan bisa dipelajari sendiri.