Saat ini ternak ulat hongkong sangat menjanjikan. Ulat hongkong adalah larva yang dihasilkan dari proses metamorfosis kumbang kecil, yaitu telur, larva, kepompong, lalu kumbang. Ternak ulat hongkong termasuk salah satu usaha yang cukup menguntungkan jika Sahabat bisa mengelolanya dengan baik dan benar. Apalagi permintaan jenis ulat ini termasuk cukup tinggi sebagai pakan burung.
Tidak heran jika usaha budidayanya cukup mudah ditemui di Indonesia. Ingin tahu seperti apa cara ternak ulat hongkong agar untung? Simak panduannya setelah ini.
Cara Ternak Ulat Hongkong
Ada beberapa cara yang bisa Sahabat ikuti jika tertarik untuk menggeluti ternak ulat hongkong, diantaranya adalah:
1. Menyiapkan Kandang
Tentu saja sebelum memulai ternak, segala sesuatunya harus siap terlebih dahulu. Misalnya bahan-bahan yang akan digunakan sebagai tempat perkembangbiakannya. Pembuatan kandang ulat hongkong bahkan sangat sederhana. Sahabat bahkan hanya perlu bahan seperti kayu, lakban coklat, dan triplek saja.
Fungsi lakban ini nantinya untuk melapisi kayu supaya ulat tidak keluar lewat sela-sela sambungan antara triplek atau kayu. Selain itu, Sahabat juga bisa menggunakan cara lainnya yaitu dengan container plastik yang bisa didapatkan dimana saja. Perlu diketahui, idealnya ukuran kandang ulat hongkong adalah 60 cm x 40 cm x 7 cm. Apabila hendak menggunakan triplek, pastikan untuk tidak lupa melapisi bagian tepinya dengan lakban.
2. Memilih Bibit atau Indukan
Apabila kandangnya telah siap, maka cara ternak selanjutnya adalah memilih bibit yang berkualitas. Sebaiknya pilihlah induk ulat yang beratnya tidak lebih dari 2 kg. Tujuannya supaya ulat yang akan menjadi kepompong memiliki ukuran yang lebih seragam. Rata-rata ulat dewasa memiliki ukuran 15 mm x 3 mm. Lalu secara bergantian akan berubah jadi kepompong dalam waktu 7–10 hari.
3. Memisahkan Kepompong
Cara berkembangbiakan ulat hongkong adalah dengan bertelur. Telur nantinya bermetamorfosis dengan sempurna sampai menjadi kumbang dewasa. Supaya mendapatkan hasil demikian, maka ada langkah dimana kepompong harus dipisahkan. Proses pemisahan kepompong tersebut dari ulat dewasa harus Sahabat lakukan sekali 3 hari. Tempatkanlah di wadah terpisah agar serentak menjadi kumbang.
4. Memisahkan Kumbang
Jika kepompongnya telah berubah menjadi kumbang, maka kumbang pun harus dipisahkan juga ke wadah baru. Jangan lupa memberi alas nampan dengan kapas. Nah, kapas ini merupakan tempat kumbang kawin serta bertelur. Cara ternak ulat hongkong ini bisa dengan mengambil kumbang yang sayapnya sudah mulai berwarna hitam mengkilap.
Kemudian setelah 7 hari, kumbang harus dipindahkan dulu ke wadah baru yang alasnya telah dilapisi kapas. Wadah yang sudah tak ada kumbangkan berisikan telur kumbang yang sekitar 10 hari akan menetas menjadi larva kecil. Inilah yang disebut sebagai ulat hongkong.
Di umur yang ke 30 hari, ulat bisa dipisahkan dari kapas ke tempat baru atau yang lebih besar. Lakukan cara ini hingga kumbang mati sendiri atau kering. Umumnya, ulat hongkong sudah bisa dipanen setelah umurnya 50 hari.
5. Pemberian Makan Ulat Hongkong
Perlu diperhatikan, pemberian pakan pada ulat bibit dan ulat kecil tidaklah sama. Untuk ulat bibit, Sahabat bisa memberikan sekitar 500 g pakan sekali dalam 4 hari. Untuk makanan ulat hongkong yang bisa diberikan adalah berupa ampas tahu dan dedak yang dicampur antara pur atau tepung tulang.
Berikanlah makanannya tersebut dengan cara mengepalkan menjadi 4 bagian supaya kepompong yang sudah ada tak tertimbun oleh makanan. Sementara itu, untuk ulat kecil Sahabat bisa memberikan sayuran selada yang telah dijemur sampai setengah kering.
Akan tetapi, apabila ulatnya telah terpisah dengan kapas, maka berikanlah sekitar 1 kg. Khusus ulat kecil satu kotak, bisa diberikan 2 kg dengan ukuran panjangnya 6 mm dan berdiameter 1,5 mm yang masih berusia 30–60 hari.
Sedangkan, ulat dewasa sekitar 60–90 hari dengan pemberian pakannya mencapai 1,5–1 kg per kotak. Jangan lupa saat memberikan pakan kumbang, sebaiknya jangan terlalu banyak dan disebarkan secara merata sekitar 100 g untuk sekali makan dengan frekuensi 3 kali sehari.
6. Perawatan Saat Ternak Ulat Hongkong
Setelah cara ternaknya berhasil, jangan lupa mencari informasi tentang perawatannya agar tidak mati begitu saja. Perawatan suhu kandangnya sendiri idealnya, yaitu 29–30 derajat celcius dan pastikan memiliki sirkulasi udara yang bagus. Apabila kedua hal tersebut kami penuhi dengan baik, maka akan memberikan kesuburan untuk perkembangbiakan ulat hongkong.
Kesimpulan
Dari informasi ini bisa Sahabat ketahui bahwa cara ternak ulat hongkong tidaklah sulit. Langkah ternaknya bisa dimulai dari menyiapkan kandang, memilih bibit, memisahkan kepompong, memisahkan kumbang, pemberian pakan, hingga perawatan. Satu hal penting yang harus Sahabat ketahui, ternak ulat hongkong juga tidak terlepas dari resiko penyakit.
Untuk itu, pastikan pelajari juga apa saja penyakit yang sering dialami ulat hongkong. Dengan demikian, Sahabat bisa lebih waspada dan melakukan pencegahan agar tidak terjadi kematian ulat hongkong dalam jumlah banyak.