Bagi Sahabat yang ingin memulai budidaya ikan nila, wajib mengetahui penyakit ikan nila. Nila adalah salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan di Indonesia untuk kebutuhan konsumsi. Tidak heran jika Sahabat bisa menemukan dengan mudah pelaku budidaya ikan nila. Selain perawatannya yang harus tepat, pembudidaya juga harus tau apa saja penyakit ikan nila yang bisa saja menyerang.
Pasalnya, budidaya nila beresiko gagal jika ada ikan yang terkena penyakit. Penyebaran penyakit pada ikan juga terbilang cepat sehingga perlu segera ditangani agar tidak menulari ikan sehat lainnya. Lalu, apa saja penyakitnya dan bagaimana penanganannya?
8 Jenis Penyakit Ikan Nila dan Cara Penanganannya
Sama seperti hewan ternak lain, nila juga punya resiko untuk terserang penyakit. Inilah daftar penyakit ikan nila sekaligus cara penanganannya:
1. Saprolegniasis
Saprolegniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan jamur Saprolegnia sp yang umumnya menyerang ikan nila. Sehingga sering disebut sebagai ikan nila jamuran. Perkembangan jamur terjadi akibat air kolam yang sangat kotor. Walaupun tidak tampak berbahaya, namun jamur bisa mengganggu sehingga menghambat pertumbuhan ikan nila.
Penting bagi pembudidaya untuk tahu bagaimana cara menghilangkan jamur di ikan nila. Pertama, Sahabat bisa pisahkan dulu ikan nila yang berjamur. Dikarenakan jamur tersebut bisa menular pada ikan nila yang sehat. Setelah itu, Sahabat juga bisa merendam ikan nila dalam air garam. Biarkan dulu hingga 24 jam agar jamur pada ikan nila hilang perlahan.
2. Epistylis spp
Selanjutnya ada penyakit Epistylis spp yang disebabkan parasit dan bisa membuat warna badan ikan nila berubah jadi coklat kemerahan. Beberapa ikan nila yang sudah terserang penyakit ini umumnya malas berenang dan sering stress. Penyakit ini bisa dicegah penyebarannya dengan cara mengurangi padat tebar ikan supaya resiko tertularnya tidak tinggi.
Sedangkan untuk pengobatannya sendiri, bisa dengan merendam ikan yang telah terinfeksi menggunakan larutan formalin 200 mg per L hingga 40 menit. Lalu juga bisa dengan Kalium Permanganat 20 mg per L sekitar 15–20 menit.
3. Bintik Putih
Penyakit bintik putih bisa menyebabkan munculnya bintik-bintik berwarna putih di ikan nila. Secara umum, ikan nila pun sering menggosokkan badan ke dinding kolam akibat rasa gatalnya. Diketahui, penyebabnya juga adalah jamur.
Penanganan penyakit ini tidak terlalu sulit. Sahabat bisa mempertahankan suhu air kolam agar tidak kurang atau lebih dari 29 derajat celcius. Kemudian, untuk ikan yang sudah terinfeksi, rendamlah dengan garam dapur.
4. Penyakit Gatal
Gatal termasuk penyakit paling umum yang menyerang berbagai ikan, salah satunya ikan nila. Jika ikan nila sudah terserang penyakit gatal, maka bisa dilihat dari perilakunya. Biasanya, ikan cenderung menggosokkan badannya ke dinding kolom agar bisa menghilangkan gatal tersebut.
Apabila dilakukan secara berkelanjutan, kemungkinan besar bisa terjadi luka. Rata-rata penyebab gatal tersebut adalah air kolam yang kotor dengan tingkat kepadatan ikan nilanya cukup tinggi. Untuk pengobatannya bisa Sahabat lakukan dengan memberikan bahan kimia pada kolam, merendam ikan yang sakit, mencampurkan obat dengan pakan, atau bisa dengan memberikan pengobatan langsung ke ikan yang sakit.
5. Pseudomonas
Pseudomonas jika masuk ke tubuh ikan nila bisa menyebabkan infeksi bakteri. Rata-rata ikan nila yang terinfeksi pseudomonas memiliki gejala mirip dengan aeromonas. Namun, untuk serangan bakteri pseudomonas ini menyebabkan bagian yang sedang mengalami perdarahan menjadi borok.
Pengobatan bisa dilakukan melalui perendaman, penyuntikan, atau bahkan mencampurkan obat ke pakan. Obat yang dimaksud adalah kalium permanganat 10–20 mg per liter sekitar 30–60 menit. Untuk penyuntikan, gunakan terramycin 0,05 ml per 100 g berat ikan. Lalu pencampuran, bisa dengan oksitetrasiklin 50 mg per kg pakan serta diberikan setiap hari selama 7–10 hari.
6. Tilapia Lake Virus
Tilapia Lake Virus adalah penyakit akibat virus yang bisa membuat warna ikan nila berubah menjadi hitam. Selain itu, ditandai dengan kornea matanya yang mengecil. Penting untuk diketahui, tingkat kematian akibat virus ini dinilai cukup tinggi. Umumnya, ikan nila yang menderita penyakit ini melemah dengan waktu lebih cepat.
Ada upaya pencegahan yang dapat Sahabat lakukan supaya wabah virus ini tidak menyerang ikan nila. Salah satunya memperketat pemilihan calon induk serta ikan tilapia yang asalnya dari luar negeri, khususnya negara yang pernah terjangkit virus tersebut. Sementara itu, jika sudah terserang, maka bisa atasi permasalahan ini dengan cara pemusnahan dan pengasihan supaya rantai penyebaran penyakitnya terputus.
7. Aeromonas
Berbeda dari sebelumnya, Aeromonas justru adalah penyakit yang bisa menyebabkan ikan nila menjadi pucat kemerahan serta mengalami perdarahan, khususnya di bagian anus. Namun, pada kasus yang lebih parah, kondisi hati dan ginjalnya bisa terganggu. Sehingga hampir mengganggu kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk pengobatan bisa dilakukan dengan memberikan antibiotik.
8. Lernea
Lernea termasuk jenis cacing parasit yang menghisap darah pada ikan nila. Umumnya, luka dari serangan cacing tersebut bisa menyebabkan penyakit jamur. Umumnya, ikan nila yang terserang cacing, cenderung menunjukkan gejala seperti malas berenang dan kadang lebih sering berada di bagian atas permukaan air.
Pengobatan yang bisa Sahabat lakukan adalah merendam ikan ke dalam garam dapur hingga 2 jam dengan dosis sekitar 3–5%. Sahabat juga bisa merendamnya dengan Kalium Permanganat 2 mg dalam 1 liter air. Terakhir bisa dengan formalin 1–2 ml dalam 25 liter air.
Kesimpulan
Pada dasarnya, ada banyak penyakit ikan nila yang bisa menyerang dan beresiko merusak hasil panen budidayanya. Mulai dari penyakit Saprolegniasis, Epistylis spp, bintik putih, penyakit gatal, dan lain sebagainya. Setiap penyakit memiliki gejala dan langkah pengobatannya tersendiri. Penting untuk pelaku budidaya tau bagaimana cara mengobati dan mencegah berbagai penyakit ini agar bisa mengatasi penyakitnya. Dengan begitu, ikan bisa kembali sehat dan budidaya tidak akan terganggu.