Dalam bidang peternakan ayam, terdapat 3 bentuk usaha profitable yakni budidaya pembibitan, usaha ayam pedaging, dan usaha ayam petelur. Tujuan budidaya pembibitan bukan sekadar mencari keuntungan berlipat, melainkan sekaligus upaya menjaga kelestarian ayam sebagai salah satu hewan yang paling sering dikonsumsi manusia.

Secara alamiah ayam memang mampu berkembang biak dan mengerami telur-telurnya sendiri sampai menetas, namun kapasitas hasilnya rendah. Karena itu keterlibatan manusia dan mesin penetas telur ayam menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses pengeraman.

Keutamaan Mesin Penetas Telur Ayam

Mesin Penetas Telur Ayam Efektif Tingkatkan Hasil Budidaya
Sumber: motherearthnews.com

Mesin penetas telur ayam merupakan sebuah alat bantu pengeraman dalam skala besar. Meski non alamiah, namun sistem kerjanya telah menyesuaikan dengan sifat induk ayam ketika mengerami telur-telurnya. Dengan bantuan mesin ini memungkinkan ratusan telur menetas sekaligus tanpa bantuan induk betina sekalipun.

Di era modern, peternak semakin sulit mengandalkan teknik penetasan konvensional. Beberapa penyebabnya karena:

  • Kondisi suhu yang labil akibat kerusakan alam. Sementara berhasil atau tidaknya pengeraman sangat bergantung pada suhu yang tepat.
  • Ketersediaan lahan yang semakin sempit. Padahal induk ayam membutuhkan tempat yang tenang dan jauh dari gangguan pejantan atau hewan-hewan lainnya.

Risiko-risiko yang terjadi dalam proses pengeraman konvensional jelas berdampak buruk pada jumlah hasil. Rerata telur ayam yang berhasil menetas sempurna hanya berkisar 50-60% dari total telur keseluruhannya.

Sebagai bentuk upaya menyikapi kegagalan tersebut, kini banyak perternak yang mulai meninggalkan cara konvensional dan menggantikannya dengan bantuan mesin penetas telur ayam.

Adapun sejumlah keutamaan yang bisa Sahabat dapatkan dari alat ini antara lain:

Mesin Penetas Telur Ayam Efektif Tingkatkan Hasil Budidaya
Sumber: backyardpoultry.iamcountryside.com
  • Mampu meningkatkan persentase keberhasilan telur yang menetas hingga 80-90%. Ini jauh melampaui dari hasil dari cara konvensional yang hanya 50-60% saja. Semakin banyak telur yang berhasil menetas sempurna, semakin banyak pula jumlah ayam yang berpotensi jadi uang.
  • Penetasan telur tak lagi bergantung pada suhu lingkungan. Mesin penetas telur ayam memiliki fitur pengatur suhu yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan. Suhu sangat menentukan tumbuh kembang embrio. Suhu yang ideal untuk mematangkan embrio sampai siap untuk ditetaskan berkisar 370-390 Celcius saja. Sedangkan satu derajat di bawah atau di atas suhu ideal tersebut merupakan batas toleransi terhadap kelangsungan hidup embrio. Kemungkinannya dapat bertahan 50:50. Bayangkan saja apabila suhu melebihi ambang toleransi, tentu harapan embrio bertahan hidup sangat kecil.
  • Kualitas telur lebih terkontrol. Jika Sahabat bandingkan dengan metode konvensional, proses penetasan telur dengan bantuan mesin jauh lebih steril. Sebab, telur-telur disusun teratur pada tempat tertutup serupa oven yang minim kontaminasi bakteri. Sedangkan pada metode konvensional telur-telur tersebut berada di alam bebas yang bisa dengan mudah terjangkau oleh segala bentuk bibit patogen.
  • Induk betina bisa kembali produktif usai bertelur. Penggunaan mesin penetas telur ayam secara nyata “memutus” tugas induk betina mengerami telur-telurnya. Jadi induk betina bisa kembali produktif dan menghasilkan telur-telur berikutnya.
  • Pengaturan suhu yang tepat dengan alat ini bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan embrio, tapi juga menjamin ketahanan hidup anak ayam yang baru menetas lebih terjamin. Hal itu bisa terjadi karena perbedaan suhu di dalam cangkang dengan lingkungan di luar tidak jauh berbeda.

Proses Pengeraman Telur Unggas Perlu Waktu Berapa Lama?

Mesin Penetas Telur Ayam Efektif Tingkatkan Hasil Budidaya
Sumber: backyardpoultry.iamcountryside.com

Fungsi mesin tetas bukan hanya berguna untuk telur ayam saja, melainkan berbagai telur unggas lainnya seperti itik, angsa, kalkun, dan burung puyuh. Hanya saja masa pengeraman telurnya saja yang berbeda-beda.

Tingkat keberhasilan telur menetas dengan bantuan mesin ini memang tinggi, namun tidak dapat mempersingkat masa pengeraman. Jadi, masa pengeraman telur unggas secara konvensional maupun bantuan mesin tetap sama.

Khusus untuk ayam, pemeraman telur normalnya berlangsung selama 21 hari. Telur itik membutuhkan waktu yang lebih lama yakni 28 hari. Telur angsa memakan waktu pemeraman selama 1 bulan. Sementara yang membutuhkan masa pemeraman paling singkat adalah telur puyuh.

Kesimpulan

Hasil tetas menggunakan mesin lebih sempurna karena segala sesuatunya sudah diatur berdasarkan kondisi ideal yang diperlukan. Contoh, pengaturan suhu ideal, kelembaban ruangan, sanitasi tempat, sirkulasi udara, dan sebagainya. Sedangkan penetasan konvensional hanya bergantung pada keramahan alam.

Tak jarang induk betina tak mau mengerami telur-telurnya lantaran terlalu banyak gangguan seperti serangan hewan karnivora, suhu alam yang terlalu panas, lingkungan sekitar terlalu bising, godaan pejantan yang sedang berahi, dan lain sebagainya. Akibatnya banyak telur yang gagal menetas dengan sempurna. Kalaupun ada yang berhasil menetas, anak ayam tersebut sulit bertahan hidup lebih lama.

Begitulah efektifitas dari mesin penetas telur ayam. Kinerjanya praktis dan hasilnya terbukti nyata. Untuk para peternak yang masih menggunakan metode konvensional, perlu sekali mempertimbangkan penggunaan mesin ini untuk meningkatkan kapasitas hasil.

Share:
close