Ternak murai batu menjadi salah satu peluang usaha peternakan yang bisa dicoba Sahabat dimanapun berada. Kenapa? Karena prospek bisnis, keuntungan dan kelebihan murai batu yang sangat menjanjikan. Meski begitu, sebelum Sahabat memulai untuk melakukan ternak ini, pastikan untuk mengetahui informasinya terlebih dahulu.

Ada banyak hal penting yang harus diperhatikan. Dengan mengetahuinya, proses budidaya bisa berjalan lancar dan keuntungannya pun bisa Sahabat peroleh secara maksimal. Yuk, simak cara ternak murai batu selengkapnya berikut ini!

Baca juga:

Cara Ternak Murai Batu Mudah untuk Diketahui Pemula

Murai batu menjadi primadona bagi para pecinta burung di Indonesia terutama pecinta burung kicau. Tak heran jika harga burung kicau ini sangat tinggi di Indonesia. Keunggulan murai batu yang utama adalah fisik dan suaranya. Fisik burung murai batu yang indah dan juga suaranya yang merdu membuatnya disukai.

Daya tariknya inilah yang kemudian membuat banyak masyarakat menyukai jenis burung ini. Selain untuk peliharaan biasa, murai batu sering dijadikan burung kontes di ajang festival burung. Permintaan murai batu yang tinggi akhirnya juga membuat peluang budidayanya sangat terbuka lebar dan punya nilai ekonomi sangat tinggi. Jika Sahabat tertarik untuk ternak burung murai batu, simak langkah-langkahnya dibawah ini.

1. Tentukanlah Lokasi Kandang

Ternak murai batu dimulai dengan menentukan lokasi kandang
Sumber : Sumbercenel.com

Langkah pertama silahkan untuk menentukan lokasi kandang terlebih dahulu. Lokasi sangat menentukan kenyamanan murai batu saat reproduksi. Carilah lokasi yang nyaman dan tenang tanpa adanya gangguan atau kebisingan. Biasanya lokasi terbaik adalah di luar rumah seperti di pekarangan, belakang rumah, atau samping rumah.

2. Penentuan Ukuran

Penentuan ukuran penting dilakukan saat ternak murai batu
Sumber : Burungnya.com

Cara ternak murai batu selanjutnya adalah dengan menentukan kandang. Ukuran sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kesehatan dari burung tersebut. Ketika kandang terlalu besar maka akan membuat burung terlalu banyak terbang dan kehabisan energi. Hal ini membuatnya malas untuk melakukan reproduksi. Sedangkan ketika kandang kecil maka bisa menyebabkan burung murai batu tersebut mengalami stress.

Untuk ukuran, ada 3 (tiga) kategori kandang yang bisa Sahabat pilih. Untuk kandang kecil ukurannya sekitar 60 cm x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x tinggi). Kandang sedang ukurannya adalah 100 cm x 200 cm x 200 cm (panjang x lebar x tinggi. Terakhir, ukuran kandang besar adalah 200 cm x 200 cm x 300 cm (panjang x lebar x tinggi.

3. Lengkapi dengan Peralatan Pendukung

Lengkapi dengan peralatan pendukung ternak budidaya murai batu
Sumber : Carabudidaya.id

Setelah kandang selesai dibangun, maka lengkapi juga bagian dalamnya dengan beberapa peralatan pendukung. Tujuannya untuk mendukung proses penangkaran atau budidaya dari jenis burung murai batu. Disini Sahabat bisa memberikan tempat bersarang (tempat nasi/baskom kecil/kuali bekas/anyaman bambu), tenggeran (kayu dengan diameter 0,15–0,2 cm), dan tempat pakan minum.

4. Jagalah Kebersihan Kandang

Saat ternak murai batu jagalah kebersihan kandang
Sumber : Lezgetreal.com

Selanjutkan pastikan untuk menjaga kebersihan dan perawatan dari kandang murai batu. Hal ini akan secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan daya kembang biaknya. Pastikan untuk melakukan sterilisasi kandang agar terhindar dari penyakit dan hama.

Selain itu, sterilisasi juga bertujuan agar hewan terhindar dari stress. Hal ini bisa dilakukan sebelum kandang ditempati dan menjaga kebersihan secara rutin ketika kandang tersebut sudah ditempati oleh murai batu.

Sedangkan untuk membersihkan tempat makan dan minum perlu dilakukan setiap hari. Pastikan untuk menggantinya dengan barang baru dan sisa dari makanannya perlu dibuang. Setelah itu dapat dipastikan budidaya ternak murai batu bisa berjalan dengan lancar.

Nantinya burung murai batu bisa Sahabat kembang biakkan di dalam kandang yang sudah disiapkan tersebut. Dalam satu kandang, bisa diisi 1 ekor janang dan 7 ekor betina. Jumlah jantan dan betina ini juga disebut sebagai ternak poligami murai batu. Cara ini sering dipilih karena bisa menghemat biaya budidaya dan memudahkan perawatan. Proses perkawinan akan berlangsung secara alami.

Nantinya, Sahabat bisa merawat anakan murai batu berusia 7 sampai 14 hari dengan memberi pakan kroto dan voer yang sudah diencerkan. Setelah 15 hari, anakan murai batu sudah bisa mandiri makan kroto sendiri. Setelah besar, maka murai batu baru bisa Sahabat jual kepada pembeli.

Prospek Bisnis Ternak Murai Batu yang Menggiurkan

Ternak murai batu memiliki prospek yang bagus dan menjanjikan
Sumber : Jalaksuren.net

Sebagai salah satu jenis burung idaman para pecinta burung tentu saja melakukan budidaya murai batu memberikan banyak sekali keuntungan. Ternak burung kicau ini memiliki prospek usaha yang cerah. Bagi Sahabat yang penasaran apa saja prospek usaha dari ternak murai batu, simak penjelasannya dibawah ini:

  1. Keuntungan yang besar karena harga jual mulai dari Rp 2.000.000 per ekor.
  2. Tidak perlu khawatir dalam pemasaran karena peminat dari jenis burung ini cukup banyak.
  3. Sekali bertelur dengan normal burung bisa menghasilkan 12 telur.
  4. Risiko burung terkena stress sangat rendah.
  5. Daya tahan tubuh burung baik.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, Sahabat bisa mengetahui bahwa cara ternak murai batu bisa dilakukan dengan mudah. Hal ini tentunya menjadi salah satu peluang budidaya terbaik yang bisa dimanfaatkan. Apalagi peminat jenis burung ini juga terbilang besar dengan harga jual yang tinggi.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *